Kisah ini saya dapatkan dari temannya teman saya. Seorang gadis belia. Anggaplah bernama Putri.
Putri adalah seorang mahasiswi di universitas yang cukup terkenal didaerah Bandung yaitu UPI.
Singkat kata, Putri memiliki janji bersama beberapa temannya untuk bertemu didepan gedung isola kampus UPI. Gedung Isola adalah gedung bersejarah peninggalan Belanda yang memiliki daya tarik tersendiri. Di depan gedung itu terdapat kolam, taman serta pohon beringin yang rindang.
Setelah bertemu dengan temannya, Putri diajak untuk pulang bareng
"ayo putri, pulang bareng yuk" terdengar ajakan dari salah seorang temannya.
"duluan aja, Putri masih nunggu teman, udah di sms soalnya, lagian kosan Putri mah deket." sahut putri.
Setelah itu Putri duduk membelakangi gedung isola sambil memainkan handphone ditangannya.
"Sms pertama ngga dibales, sms lagi deh" gumam Putri.
Sambil menunggu smsnya dibalas, putri kembali memainkan handphone yang ada ditangannya.
Terkadang konsentrasi Putri buyar saat memainkan game, karena mata yang sudah terlalu lelah.
Tiba-tiba saat itu Putri merasa terhanyut oleh suasana yang terasa lain. Putri mendapatkan ketenangan yang luar biasa, antara sadar atau tidak, tapi ia sadar dan sedang memainkan game di handphone.
Ada yang bersenandung "hmmm... hmm..." arahnya dekat.
Putri menoleh ke kanan dan ke kiri, tetapi tidak ada siapa-siapa.
Tidak ada rasa takut pada diri Putri. Semuanya terlihat biasa saja, tetapi sangat tenang dan damai.
Kembali suara senandung itu muncul. Suara tersebut terdengar jelas.
"ucang ucang angge... ucang ucang angge" kurang lebih seperti itu...
Uncang-uncang angge adalah lagu permainan Sunda yang dinyanyikan oleh seorang anak sambil duduk dikaki orang dewasa. Lalu kaki orang dewasa tersebut di goyang-goyangkan ke depan dan ke belakang beberapa kali.
Kembali putri menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak ada siapa-siapa.
Saat Putri kembali menoleh ke tangannya yang memegang handphone, dia tersadar bahwa jauh didepannya terdapat pohon beringin besar. Ia menoleh keatas dan mendapati noni belanda dengan gaun lusuh dan rambut yang panjang agak bule sedang duduk diatas batang pohon sambil menggoyang-goyangkan kakinya ke depan dan ke belakang.
Senandung tersebut sangat jelas ditelinga Putri
"Ucang-ucang angge, mulung muncang ka papangge"
Putri merasa bahwa makhluk tersebut ingin mengajak Putri untuk bermain ucang-ucang angge. Putri merasa terbuai dalam keadaan. Ia tidak merasa takut, hanya merasakan sebuah kenyamanan.
Tak lama kemudian ia tersentak kaget, seperti kembali bangun dari mimpi. Keringat mengucur di sekitar dahinya. Nafas putri terengah-engah, jantung Putri tiba-tiba terasa berdebar.
Suara game dari handphone masih terdengar jelas. Putri melihat kearah pohon beringin tetapi tidak ada apa-apa. Lalu ia melihat disekitarnya, tidak ada siapapun disana.Akhirnya ia pulang ke kosan dengan melalui jalan tembus. Jalan terlihat sepi, hampir tidak ada orang pada jalan yang dilaluinya itu.
Sampailah dia didepan pagar. Saat tangan kecilnya membuka pagar, ia mendapati bahwa pagar tersebut sudah dalam keadaan terkunci oleh gembok. Ia merogohkan tangan ke dalam tasnya untuk melihat jam di handphone.
"siapa sih yang kunci? baru jam delapan udah dikunci!, biasanya kan jam 10 baru dikunci!" dia bergumam kesal.
Putri lalu menelepon teman 1 kostnya untuk membukakan kunci pagar.
"dinda, bukain atuh, aku diluar nih. Cepet ya, pulsaku mau habis, sedikit lagi hapenya mati" ujar Putri.
tak lama kemudian teman Putri keluar melalui pintu dan terlihat agak kesal karena dibangunkan dari tidur.
"Kamu dari mana sih jam segini baru pulang?" ujar Dinda (teman Putri)
"Aku dari kampus. lagian kenapa sih jam delapan udah digembok? ini kan masih belum terlalu malam!" Putri membela diri.
Dinda lantas mengernyitkan dahi karena heran seraya berkata "jam delapan? sekarang kan jam setengah dua malam".
Putri terperanjat dan lemas, setelah itu ia menangis. Teman-teman didalam kost keluar untuk melihat apa yang terjadi. Saat itu Putri melihat jam di handphone menunjukkan pukul delapan malam, tetapi jam yang diperlihatkan oleh teman-teman kostnya menunjukkan pukul setengah dua malam.
Putri berkata "aku cuma sebentar kok, dari kosan ketemu teman, terus duduk sebentar terus...."
Putri pun menceritakan kejadiannya pada saat berada didepan gedung Isola...
Tak lama keluarga Putri di telepon dan keesokannya datang untuk menjenguk anak kesayangannya.